PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU
(INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION)
TERHADAP EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY)
Artikel ilmiah ditulis
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Lanjutan
Dosen Pengampu : Sulis
Riptiono, S.E., M.M.
Ditulis oleh:
Arli
Indah Purnamasari
135501420
IV
Manajemen Reguler C
PROGRAM
STUDI S1 MANAJEMEN
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA
KEBUMEN
TAHUN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di era
modernisasi, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan lebih cenderung
memikirkan anggaran yang akan digunakan untuk mengkomunikasikan produknya.
Sebab, ketika produk laku di pasaran dan
mendapat pengakuan dari banyak konsumen akan menciptakan ekuitas merek. Namun,
yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana suatu perusahaan menentukan komunikasi pemasaran yang tepat baik itu melalui iklan,
promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas,
pemasaran langsung, pemasaran interaktif maupun penjualan personal. Oleh karena
itu, pemasaran yang saat ini dijalankan oleh perusahaan tidak hanya
mementingkan produk atau jasa yang berkualitas, harga kompetitif maupun
ketersediaan produk bagi pelanggan tetapi juga harus memperhatikan komunikasi
pemasaran.
Persaingan untuk
menciptakan ekuitas merek, tidaklah mudah sebab banyak perusahaan yang akan
terus berkembang untuk mengenalkan merek mereka pada konsumen. Komunikasi
pemasaran menjadi penting karena komunikasi menjadi jalan atau cara yang harus
ditempuh perusahaan untuk mengenalkan merek produk yang dimiliki oleh
perusahaan. Semakin banyak komunikasi yang dilakukan perusahaan akan semakin
memperkuat ekuitas merek sehingga nantinya dapat meningkatkan laba perusahaan.
Untuk itu, dibutuhkan adanya pendekatan baru dimana alat-alat komunikasi
pemasaran bisa berjalan efektif dan terintegrasi. Salah satu caranya ialah
dengan melakukan komunikasi pemasaran terpadu.
Komunikasi
pemasaran terpadu adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui
nilai tambah rencana komprehensif (Kotler & Kevin Lane Keller, 2009).
Tujuannya untuk mengevaluasi peran strategis beragam disiplin komunikasi
seperti iklan umum, respon langsung, promosi penjualan dan hubungan masyarakat
guna memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak maksimum melalui integrasi
pesan yang lancar. Strategi ini pada dasarnya dikelola untuk memaksimalkan
pesan positif dan meminimalkan pesan negative dari sebuah merek.
Berdasarkan konsep pemasaran terpadu,
perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan bauran pemasaran untuk menyampaikan
pesan yang jelas, konsisten, dan berpengaruh kuat. Komunikasi pemasaran terpadu
akan membentuk identitas merek. Selain itu, komunikasi pemasaran terpadu yang
dilakukan dapat menghasilkan konsistensi komunikasi yang lebih baik, anggaran komunikasi yang efektif, dan dapat
menjualan yang lebih besar. komunikasi pemasaran terpadu juga selalu berkaitan erat
dengan ekuitas merek, dimana merek mempunyai ekuitas yang kuat merupakan merek
yang mampu bertahan, bersaing, dan menjadi penguasa di persaingan pasar yang
begitu ketat. Semakin kuat ekuitas merek semakin kuat pula daya tarik konsumen
untuk mengkonsumsi merek tersebut secara loyal.
Memiliki identitas
merek yang lebih baik harus berorientasi pada pelanggan bukan berorientasi pada
produk karena jika perusahaan terlalu berorientasi pada produk maka akan mudah
sekali ditiru oleh pesaing. Terlebih lagi, saat ini setiap kategori produk
sudah memiliki standar kualitas minimal yang dipersyaratkan. Selain itu, saat
ini pemasaran telah berubah menjadi lebih berorientasi pada merek. Produk yang
memiliki ekuitas merek yang kuat, akan lebih mudah memenangkan persaingan.
Perusahaan harus mampu mengelola dan mambangun merek yang dimiliki agar dapat
bertahan dengan persaingan. Setiap merek yang berhasil pasti didalamnya ada
produk yang berkualitas, tetapi tidak semua produk yang berkualitas memiliki
merek yang berhasil sebab produk adalah sesuatu objek yang dibuat perusahaan,
sedangkan merek adalah sesuatu objek yang yang dibeli dan dicari konsumen.
Salah satu
strategi yang dapat digunakan oleh pemasar dalam menghadapi perubahan pasar
adalah strategi merek (branding strategy) melalui kekuatan yang bisa
diciptakan oleh mereka perusahaan akan memperoleh berbagai manfaat. Ekuitas
merek akan terbentuk dengan sendirinya dengan menerapkan metode komunikasi
pemasaran yang terpadu atau terintegrasi atau Integrated Marketing
Communication (IMC). Upaya penerapan strategi ini merupakan salah satu
kunci penting untuk membentuk ekuitas merek yang positif atau seperti apa yang
dicita-citakan perusahaan dalam visinya. Komunikasi Pemasaran Terpadu atau Integrated
Marketing Communication (IMC) menekankan dialog terorganisasi dengan
audiens internal dan eksternal yang sifatnya lebih personalized,
customer-oriented, dan technology-driven dimana bertujuan untuk
meningkatkan kebutuhan pelanggan terhadap ekuitas akan merek tersebut. Oleh sebab itu penulis merasa
tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek”.
B. Penelitian
Terdahulu
Ada banyak sekali penelitian
tentang komunikasi pemasaran terpadu namun yang menjadi acuan pembuatan artikel ini antara lain
sebagai berikut:
1.
Artikel ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Survey pada Pelanggan Hotel Pelangi Malang)” oleh Fathir Fathoni, Achmad
Fauzi DH dan Kadarisman Hidayat mahasiswa Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2.
Skripsi
yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Studi Regresi Pengaruh Komunikasi Pemasaran
Terpadu Persepsian Terhadap Ekuitas Merek Berbasis pada Konsumen di Kalangan
Nasabah Bank Central Asia, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia Cabang
Yogyakarta)” oleh Anindita Ayu Kurnianingrum mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3.
Skripsi yang berjudul “Aktivitas Komunikasi
Pemasaran Terpadu Dalam Upaya Membangu Ekuitas Merek Hotel Lor In Business
Resort & Spa Surakarta” oleh Milla Siskawati mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. Kerangka
Konseptual
Komunikasi
Pemasaran Terpadu
( X
)
|
Ekuitas
Merek
( Y
)
|
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori
Pemasaran
Dalam dunia
bisnis sudah sewajarnya ada kompetisi antar perusahaan. Perusahaan akan terus
berusaha untuk memperluas pasar dan mempertahankan eksistensinya. Aktivitas
perusahaan dalam pemasaran ini untuk menentukan arah perusahaan agar mampu
bersaing dalam dunia bisnis. Pemasaran merupakan unsur penting dalam perusahaan
untuk menentukan sukses tidaknya bisnis yang dijalankan perusahaan. Untuk itu
suatu perusahaan harus menerapkan arti pemasaran dengan benar agar dapat
mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Finansial, operasi, akuntansi,
dan fungsi bisnis lainnya tidak berarti jika tidak cukup permintaan akan
produk/ jasa. Sedangkan untuk meciptakan permintaan akan barang/ jasa
dibutuhkan adanya pemasaran yang baik. Ada beberapa pengertian menurut para
ahli mengenai pemasaran, yaitu:
Menurut Kotler
(2009:5) pemasaran (marketing) adalah
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.
Menurut American Marketing Asociation ( dalam
Kotler, 2009:5 ) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan member nilai kepada pelanggan
dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya.
Sedangkan Doyle (dalam
Huznuzzan, 2013:17 ) mendefinisikan pemasaran sebagai “proses manajemen yang
berupaya memaksimumkan laba (return) bagi pemegang saham dengan jalan
menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customers) dan
menciptakan keunggulan kompetitif.”
Kotler (2009:5)
juga mengungkapkan definisi sosial pemasaran adalah “sebuah proses
kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
prodk dan jasa yang bernilai dengan orang lain”.
William
J.Stanton (dalam Swastha, 2003: 5) mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Menurut Swastha
(2003:5) mengartikan pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang
saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan , menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.
Menurut Miller
& Layton (dalam Tjiptono, 2007:2 ) pemasaran merupakan “ sistem totalitas
bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar
sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional”.
Menurut Dibb,
Simkin & Ferrel (dalam Tjiptono, 2007:2) pemasaran didefinisikan sebagai
aktivitas individual dan organisasional yang memfasilitasi dan memperlancar
hubungan pertukaran yang saling memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
pengembangan, distribusi, promosi dan penetapan harga barang, jasa dan gagasan.
Menurut Cannon, Joseph P, Wiliiam D Perreault, dan
E.Jerome McCarthy ( 2008:8 ) pemasaran (marketing)
adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mencapai sasaran perusahaan yang
dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta
mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien
dari produsen.
Sedangkan tujuan
dari pemasaran itu sendiri menurut Gronroos (dalam Tjiptono, 2007:2) untuk
menjalin, mengembangkan, dan mengomersialisasikan hubungan dengan pelanggan
untuk jangka panjang sehingga tujuan masing-masing pihak dapat terpenuhi yang
dilakukan melalui proses pertukaran dan saling memenuhi janji . Dari definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemasaran secara umum adalah untuk
memindahkan dan memasarkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen yang
membutuhkan.
Dalam
melaksanakan aktivitas pemasaran, setiap perusahaan selalu berupaya menetapkan
strategi pemasaran yang ditujukan untuk menentukan produk, pasar, harga, dan
promosi sampai produk atau jasa diterima oleh pelanggan. Hal ini biasa disebut
sebagai bauran pemasaran (marketing mix) sebagaimana yang dikemukakan
oleh Swastha (2003:78) marketing mix
atau bauran pemasaran adalah kombinasi dari keempat variable atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni : produk, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Empat variable yang dimaksud tersebut
merupakan keputusan-keputusan penting dalam menentukan strategi pemasaran.
Menurut Freddy (dalam
Husnuzzan, 2013: 18) mengartikan
empat variable tersebut sebagai berikut:
1.
Produk (Product)
adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk kebutuhan seorang
konsumen.
2.
Penetapan
harga adalah memilih harga yang paling sesuai untuk menjualnya, kadang-kadang
merupakan suatu tindakan penyeimbang.
3.
Distribusi
atau penempatan adalah menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai
dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya
berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke
konsumen.
4.
Promosi
adalah yang berkaitan dengan teknik-teknik menyampaikan informasi mengenai
produk. Teknik teknik tersebut biasanya terdiri dari periklanan, promosi
penjualan, personal selling, direct marketing dan publik relations.
B. Teori
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Dalam kegiatan
pemasaran, unsur yang terpenting adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi , perusahaan dapat
mencapai tujuannya yaitu menciptakan proses pembelian yang dilakukan oleh
konsumen. Komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen menyadari akan
keberadaan produk yang ditawarkan perusahaan. Komunikasi juga dapat membantu
perusahaan membujuk para konsumen untuk membeli produk perusahaan. Menurut
Kotler (2009:172) komunikasi pemasaran adalah “sarana dimana perusahaan
berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.” Pada intinya,
komunikasi pemasaran membantu memberitahukan atau memperlihatkan kepada
konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, siapa yang
menggunakan, dimana dan kapan akan digunakan.
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan suatu usaha yang
dilakukan perusahaan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terutama
konsumen sasaran mengenai keberadaan produk perusahaan di pasar.
Salah satu
strategi yang dapat dilakukan perusahaan, lebih spesifik bagian pemasaran
adalah melakukan komunikasi pemasaran terpadu. Integrated marketing
communication atau yang biasa dikenal dengan komunikasi pemasaran terpadu merupakan
pengembangan dari promosi, dimana promosi lebih diartikan arus informasi satu
arah. Namun, komunikasi pemasaran terpadu lebih menekankan pada interaksi dua
arah. Promosi lebih kearah komunikasi
massal tapi kalau lebih ke komunikasi personal. Menurut Kotler (2009: 194)
Komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated
Marketing Communication adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang
mengakui nilai tambah rencana komprehensif, rencana semacam itu mengevaluasi
peran strategis beragam disiplin komunikasi seperti iklan umum, respons
langsung, promosi penjualan dan hubungan masyarakat untuk memberikan kejelasan,
konsistensi, dan dampak maksimum melalui integrasi pesan yang lancar.
Pandangan lain
juga dikemukakan oleh American Association of Advertising Agencies (dalam Husnuzzan,2013:20), IMC adalah
suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menyadari nilai tambah dari
suatu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai
disiplin komunikasi misalnya periklanan umum, penjualan personal, pemasaran
langsung, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan menggabungkan berbagai
disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dan pengaruh komunikasi
yang maksimum melalui integrasi menyeluruh dari pesan-pesan yang berlainan
Sedangkan menurut
Duncan (dalam Husnuzzan,2013:19),
komunikasi pemasaran terpadu adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian pesan suatu merek untuk dapat menciptakan hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. Jadi, IMC merupakan suatu sinergi, kreativitas, integrasi,
dan komunikasi pemasaran secara terpadu dengan cara memanfaatkan berbagai macam
elemen komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling
mendukung.
Dalam mengembangkan
komunikasi pemasaran ada beberapa tahapan, sebagaimana yang dikemukakan Kotler
(2009:179), sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
pemirsa sasaran
2.
Menentukan
tujuan komunikasi
3.
Merancang
komunikasi
4.
Memilih
saluran komunikasi
5.
Menetapkan
Total Anggaran Komunikasi Pemasaran
6.
Memutuskan
Bauran Komunikasi Pemasaran
7.
Mengukur
Hasil Komunikasi
8.
Mengelola
Proses Komunikasi Pemasaran Terpadu
Menurut Kotler (2009)
dikemukaan melalui bagan, komunikasi pemasaran terpadu sangatlah penting bagi
perusahaan karena dapat membangun ekuitas merek.
Program
Komunikasi Pemasaran Terpadu
|
Ekuitas
Merek
|
Periklanan
|
Penjualan
Personal
|
Pemasaran
Langsung
|
Humas
dan Publisitas
|
Acara
dan Pengalaman
|
Promosi
Penjualan
|
Kesadaran
Merek
|
Hubungan
Merek
|
Respon
Merek
|
Citra
Merek
|
Pemasaran
dari Mulut Ke Mulut
|
C.
Bauran Komunikasi
Pemasaran Terpadu
Dalam IMC, perusahaan dituntut untuk
mampu mempertimbangkan alat komunikasi apa yang akan mereka gunakan dengan
tidak mengesampingkan efisiensi biaya dan kefektifan pesan yang akan
disampaikan. Dalam bauran komunikasi pemasaran terpadu
atau integrated marketing communication
mix terdiri dari 8 model komunikasi utama sebagaimana yang dipaparkan
Kotler (2009:174 )
1. Iklan.
Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang atau
jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi
Penjualan. Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau
pembelian produk atau jasa.
3. Acara
dan Pengalaman. Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang
untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek
tertentu.
4. Hubungan
Masyarakat dan Publisitas. Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan
atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
5. Pemasaran
Langsung. Penggunaan surat, telephone, faksimile,e-mail atau internet
untukberkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari
pelanggan dan prospek tertentu.
6. Pemasaran
Interaktif. Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan
pelanggan atau prospek dan secara langsung atau secara tidak langsung
meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra atau menciptakan penjualan produk dan
jasa,
7. Pemasaran
Dari Mulut Ke Mulut. Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar
masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau
menggunakan produk atau jasa.
8. Penjualan
Personal. Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk
tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.
D. Teori
Ekuitas Merek
Saat
ini banyak perusahaan yang lebih berorientasi membangun merek daripada berorientasi
pada produk, hal ini disebabkan karena produk akan lebih mudah untuk ditiru
para pesaing sedangkan ketika perusahaan telah berhasil membangun merek artinya
produk yang dihasilkan sudah berkualitas. Menurut American Marketing Association (dalam Kotler, 2003: 82)
mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, simbol, atau desain atau kombinasi
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa seorang
atau sekelompom penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek merupakan tanda pengenal
penjual atau pembuat suatu produk atau jasa.
Menurut
Kotler (2003:82) merek adalah symbol rumit
yang dapat menyampaikan 6 tingkatan pengertian, sebagi berikut:
1. Atribut:
merek mengingatkan atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat:
atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
3. Nilai:
merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya.
4. Budaya:
merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu.
5. Kepribadian:
merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai:
merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk
tersebut.
Merek
memiliki beberapa keunggulan bagi penjual atau pembuat sebagaimana yang dikemukakan
Kotler (2003: 90)
1. Nama
merek tersebut lebih memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri
masalah.
2. Nama
merek dan tanda merek penjual tersebut memberikan perlindungan hokum atas
cirri-ciri produk yang unik
3. Penggunaan
merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik pelanggan yang setia
dan memberikan keuntungan. Kemudian loyalitas merek memberikan perlindungan
kepada penjual dari persaingan
4. Penggunaan
merek membantu penjual tersebut melakukan segmentasi pasar.
5. Merek
yang kuat dapat membantu membangun citra perusahaan tersebut, yang lebih memudahkannya meluncurkan merek
baru dan diterima oleh distributor dan konsumen.
Suatu
perusahaan menginginkan merek karena merek lebih memudahkan produk tersebut
ditangani, mempertahankan produksi memenuhi standar mutu tertentu, memperkuat
preferensi pembeli dan lebih memudahkan mengidentifikasi pemasok. Selain itu,
konsumen juga menginginkan merek untuk membantu mengidentifikasi perbedaan mutu
dan berbelanja yang lebih efisien.
Dari
beberapa penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa menciptakan merek dapat dimulai dengan memilih nama, logo,
simbol, desain, serta atribut lainnya, atau dapat saja merupakan kombinasi dari
aspek-aspek tersebut yang bertujuan untuk membedakan sebuah produk dengan
produk pesaing lainnya dengan keunikan ataupun nilai tambah lain yang dimiliki
yang dapat diperoleh dan menjadi nilai tambah bagi pelanggan.
Sedangkan yang dimaksud dengan ekuitas
merek ( brand equity ) adalah nilai
tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dengan
cara konsumen berfikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa
pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan
aset tak terwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan
bagi perusahaan (Kotler, 2009:263).
Menurut BAV
(dalam Kotler. 2009:265) menyatakan bahwa ada 5 komponen atau kunci dari
ekuitas merek sebagai berikut:
1. Diferensiasi:
mengukur sejauh mana merek dianggap berbeda dengan merek lain
2. Energi:
mengukur arti momentum merek
3. Relevansi:
mengukur cakupan daya tarik merek
4. Harga
diri: mengukur seberapa baik merek dihargai dan dihormati
5. Pengetahuan:
mengukur kadar keakraban konsumen dengan merek
Menurut
Kotler ( 2009:268) dalam membangun ekuitas merek ada 3 kumpulan utama penggerak
ekuitas merek antara lain seperti pilihan awal untuk elemen atau identitas
merek yang membentuk merek (nama merek, URL, logo, lambang, karakter, juru
bicara, slogan, lagu, kemasa dan papan iklan), produk dan jasa serta semua
kegiatan pemasaran dan program pemasaran pendukung yang menyertainya, dan asosiasi
lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengan menghubungkan merek
tersebut dengan beberapa entitas lain (orang, tempat, atau barang).
Kekuatan
merek terletak dalam pikiran konsumen dan cara merek mengubah respon konsumen
terhadap pemasaran. Kotler (2009:274) mengemukakan bahwa dalam mengukur ekuitas
merek ada dua pendekatan yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak
langsung. Pendekatan langsung menilai dampak actual pengetahuan merek terhadap
respon konsumen pada berbagai aspek pemasaran sedangkan pendekatan tidak
langsung menilai sumber ekuitas merek yang potensial dengan mengidentifikasi
dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
landasan teori diatas dan penelitian yang dilakukan terdahulu, penulis dapat
menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran terpadu memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ekuitas merek perusahaan. Hal tersebut terbukti dari
penelitian yang dilakukan oleh Fathir Fathoni, Achmad Faozi DH dan Kadarisman
Hidayat mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang
berjudul “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek” dengan
melakukan survey pada pelanggan Hotel Pelangi, Malang. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa secara parsial dapat diketahui bahwa komunikasi pemasaran
yang lebih berpengaruh secara signifikan adalah promosi penjualan, penjualan
personal, pemasaran interaktif dan corporate design terhadap ekuitas merek,
dalam hal ini penguatan ekuitas merek yang dimiliki oleh Hotel Pelangi Malang.
Kemudian beberapa komunikasi pemasaran tidak memiliki pengaruh terhadap ekuitas
merek seperti iklan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung serta yang
paling berpengaruh secara signifikan adalah corporate design.
Jika
penelitian diatas dikaji secara spesifik tentang bauran komunikasi pemasarannya
berbeda Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Anindita Ayu Kurnianingrum mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Studi Regresi Pengaruh Komunikasi Pemasaran
Terpadu Persepsian Terhadap Ekuitas Merek Berbasis pada Konsumen di Kalangan
Nasabah Bank Central Asia, Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia Cabang
Yogyakarta)” yang mengkaji secara umum tentang komunikasi pemasaran. Penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi
pemasaran terpadu dengan ekuitas merek.
Penelitian
yang dilakukan oleh Milla Siskawati mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu
Politik Universitas sebelas Maret Surakarta yang berjudul “Aktivitas
Komunikasi Pemasaran Terpadu Dalam Upaya Membangu Ekuitas Merek Hotel Lor In
Business Resort & Spa Surakarta” juga menyimpulkan bahwa komunikasi
pemasaran terpadu memiliki peran yang sangat penting dalam upaya membangun
ekuitas merek yang diinginkan perusahaan. Dalam penelitian ini Hotel Lor In
Business Resort & Spa komunikasi pemasaran
yang dilakukan oleh lor in tersebut diantaranya adalah periklnanan, promosi
penjualan, penjualan langsung (direct marketing), penjualan tatap
muka (personal selling), dan sponsorship. Seluruh kegiatan komunikasi
pemasaran ini sudah cukup memenuhi kebutuhan konsumen akan informasi mengenai
produk dan fasilitas yang dimiliki oleh lor in sehingga dalam hal ini mampu
tercipta ekuitas merek Lor In Business, resort & Spa.
Dari ketiga penelitian diatas dapat
disimpulkan secara keseluruhan bahwa komunikasi pemasaran terpadu iklan,
promosi penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat, pemasaran langsung,
pemasaran interaktif dan corporate desaign secara bersamaan berpengaruh
terhadap ekuitas merek. Penelitian tersebut juga, membuktikan bahwa tidak semua
bauran komunikasi pemasaran terpadu berpengaruh secara signifikan karena dalam
menentukan program pemasaran komunikasi terpadu harus benar-benar selektif.
Selain itu, perusahaan juga harus menyesuaikan antara kebutuhan para pelanggan
ataupun calon pelanggan dengan produk yang ditawarkan perusahaan sebab
lingkungan mengikuti perkembangan terutama perkembangan teknologi dan
pengetahuan mengenai pergeseran tren dari pemasaran missal menjadi tren
pemasaran tersegmentasi. Perusahaan yang melakukan komunikasi pemasaran terpadu
lebih baik akan cenderung memiliki ekuitas merek yang lebih baik pula sebab
komunikasi pemasaran merupakan kunci penting untuk penguatan merek perusahaan
dimata konsumen. Walaupun sebagian konsumen lebih identik memilih harga
terlebih dahulu daripada merek namun untuk tetap bertahan dalam persaingan
perusahaan harus memiliki merek yang kuat terlebih dahulu agar bisa dikatakan
mampu bersaing dengan perusahaan lain. Selain
itu, aktivitas pemasaran terpadu yang agresif akan mampu menciptakan brand
awareness di benak masyarakat sehingga mampu menciptakan ekuitas merek yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Cannon, Joseph P, Wiliiam D Perreault, dan E.Jerome
McCarthy. 2008. Pemasaran Dasar
Pendekatan Manjerial Global, terjemahan Afia R Fitriati dan Ria Cahyani.
Edisi 16.Jakarta: Salemba Empat.
Fathoni, Fathir, Achmad
Faozi DH dan Kadarisman Hidayat. Tanpa Tahun. “Pengaruh Komunikasi Pemasaran
Terpadu Terhadap Ekuitas Merek (Survey pada Pelanggan Hotel Pelangi Malang)”. Artikel ilmiah
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D189486%26val%3D6468%26title%3DPENGARUH%2520KOMUNIKASI%2520PEMASARAN%2520TERPADU%2520TERHADAP%2520EKUITAS%2520MEREK%2520
pada tanggal 10 Juni 2015.
Husnuzzan. 2013. “Pengaruh Komunikasi
Pemasaran Terpadu ( Integrated Marketing Communication ) Terhadap Citra Merek (
Brand Image ) Produk Kartu AS Pada PT Telkomsel Makassar”. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar. Diakses dari http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10890/HUSNUZZAN.pdf?sequence=1 pada tanggal 25 Mei 2015.
Kotler, Philip.2003. Manajemen
Pemasaran Jilid 2, terjemahan Benyamin Molan. Edisi 11. Jakarta:PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Kotler,
Philip dan Kevin Lane Keller.2009. Manajemen
Pemasaran Jilid 1, Terjemahan Bob Sabran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
--------.2009. Manajemen Pemasaran Jilid 2, Terjemahan Bob
Sabran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kurnianingrum,
Anindita Ayu. 2014. “Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas
Merek (Studi Regresi Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terpadu Persepsian Terhadap Ekuitas Merek Berbasis pada
Konsumen di Kalangan Nasabah Bank Central Asia, Bank Mandiri dan Bank Rakyat
Indonesia Cabang Yogyakarta)”. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Diakses dari http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t31393.pdf pada
tanggal 10 Juni 2015.
Siskawati, Milla . 2010. “Aktivitas Komunikasi
Pemasaran Terpadu Dalam Upaya Membangun Ekuitas Merek Hotel Lor In Business
Resort & Spa Surakarta”. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses dari https://core.ac.uk/download/pdf/12348250.pdf
pada tanggal 10 Juni 2015.
Swastha, Basu dan Irawan. 2003. Menejemen
Pemasaran Modern. Edisi 11.Yogykarta: Liberty.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran
Jasa. Malang: Bayumedia Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar