Rabu, 27 Januari 2016

KARYA SASTRA PUISI

KARYA SASTRA PUISI 









Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu         :  Drs. Suhartono, M. Pd.
Ditulis oleh:
Nama                           :  Arli Indah Purnamasari
NIM                               :  135501420
Kelas/  Semester          :  Manajemen C/ I


STIE PUTRA BANGSA KEBUMEN


 
Tahun Akademik 2013/ 2014

 









KATA PENGANTAR

Assalamungalaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayat-Nya, makalah yang berjudul “Karya Sastra Puisi” dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Informasi yang disajikan dalam bentuk makalah ini diperoleh dari pengamatan berbagai sumber informasi dan referensi.
Dalam menyusun makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Besar harapan penulis makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui dan memahami karya sastra dalam bentuk puisi. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna.
Wassalamungalaikum Wr. Wb.

Kebumen,  Januari 2014

Penulis

ii
 
 


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................... 1      
B.     Rumusan Masalah........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A.    Pengertian Karya Sastra................................................................. 2
B.     Pengertian Puisi.............................................................................. 2
C.     Macam- Macam Puisi..................................................................... 3
1.      Puisi lama, jenis dan contohnya................................................ 3
2.      Puisi baru, jenis dan contohnya................................................ 8
D.    Unsur Instrinsik Puisi..................................................................... 10
E.     Unsur Ekstrinsik Puisi.................................................................... 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 14
A.    Kesimpulan..................................................................................... 14
B.     Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN.................................................................................................... 17



iii
 
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Karya sastra puisi ialah suatu jenis karya sastra yang berisi ungkapan perasaan, pikiran, atau penghayatan kehidupan yang dituangkan dalam bahasa yang padat dan penuh dengan makna. Di era ini puisi memang sudah dibilang tidak zaman lagi tapi materi puisi juga sangat penting bagi pelajar karena masih digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Biasanya puisi berisi kata-kata indah yang bermakna dan memiliki pesan tertentu yang disampaikan oleh penyair kepada pembaca namun sering sekali pembaca sulit untuk memahami maknanya karena puisi banyak mengandung makna kias. Kebanyakan masyarakat menganggap membuat puisi sangatlah mudah tetapi sebenarnya sangatlah sulit jika tidak mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam puisi .
Oleh karena itu penulis menyusun makalah tentang karya sastra puisi dengan tujuan agar pembaca lebih memahami mengenai hal-hal yang berkaitan dengan puisi serta untuk menambah wawasan pembaca.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Apa yang dimaksud dengan karya sastra?
2.         Apa pengertian puisi dan contohnya?
3.         Apa saja macam-macam puisi?
4.         Apa pengertian puisi lama, jenis dan contohnya?
5.         Apa pengertian puisi baru, jenis dan contohnya?
6.         Apa saja yang termasuk unsur instrinsik puisi?
7.        

1
 
Apa saja yang termasuk unsur ekstrinsik puisi?
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Karya Sastra
Karya yaitu suatu hal yang dihasilkan oleh manusia yang bisanya menggunakan bahasa tulis. Menurut Taum (dalam Shaddilie, 2009) Sastra adalah “Karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau sastra adalah “Penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain.” (Subasti, 2011) berpendapat bahwa karya sastra adalah suatu ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif yang bertujuan hanya untuk mendapatkan nilai keindahan saja.
Karya sastra memiliki jenis yang berbeda, biasanya berbentuk narasi seperti novel, roman ataupun cerita pendek, puisi, drama, dan epik. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah, baik menggunakan sudut padang orang pertama mau pun orang ketiga, menggunakan alur mundur mau pun maju dan melalui berbagai perangkat sastra baik tulisan mau pun lisan.
B.   Pengertian Puisi
Salah satu bentuk karya sastra yaitu puisi. Puisi adalah “ Ungkapan perasaan, pikiran atau penghayatan kehidupan yang dituangkan dalam bahasa yang padat dan penuh makna” (Tim Aviva, 2007: 52).
Text Box: 2Puisi biasanya berisi kata-kata yang indah, bermakna dan memiliki maksud tertentu yang terkadang sulit untuk dipahami isinya. Puisi juga mengandung nilai estetika atau biasanya disebut dengan nilai keindahan. Bahasa yang digunakan dalam karya sastra puisi sangat terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi biasanya dijadikan sebagai media pengungkapan perasaan dan pikiran penyair.

3
 
Berikut ini adalah salah satu contoh puisi:
Pahlawan Tak Dikenal

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana ia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tampak beku di tengah derap suara menderu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku masih sangat muda.





 
Oleh Toto Sudarto Bachtiar (dalam Sunaryo, dkk, 2007: 95)
C.   Macam-Macam Puisi
Puisi terdiri dari 2 macam yaitu puisi lama dan puisi baru. Berikut ini penjelasan dari puisi lama dan puisi baru:
1.      Puisi Lama
 Uned (dalam Panggabean, 2013) menjelaskan puisi lama adalah:
Puisi yang belum terpengaruh oleh puisi barat dan terikat oleh aturan-aturan tertentu seperti jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, rima, irama, serta banyaknya suku kata tiap baris.
                          Puisi lama umumnya tidak diketahui pengarangnya (anonim), disampaikan dari mulut ke mulut, dan bersifat terikat terhadap aturan tertentu. Di zaman sekarang puisi lama jarang dipakai oleh masyarakat karena dianggap kono tetapi perlu diketahui bahwa puisi lama banyak mengandung berbagai nasihat yang mungkin tidak banyak dipahami oleh masyarakat.
                        Ada beberapa bentuk puisi yang digolongkan sebagai puisi lama adalah sebagai berikut:
a.       Mantra adalah“ Jenis puisi yang diserapi oleh kepercayaan akan dunia gaib” (SP, dkk, 2008: 6). Dulu mantra diyakini memiliki kekuatan yang dapat mewujudkan keinginan atau  harapan seperti menolak hujan, mengusir roh jahat, menolak penyakit dan lain-lain.


4
 
 



5
 
Contoh mantra sebagai berikut:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
( Panggabean, 2013)
b.      Sunaryo, dkk (2007: 75) menyatakan pantun adalah:
Salah satu jenis puisi lama yang memiliki beberapa ciri-ciri yaitu (1) dalam setiap bait terdiri atas empat baris; (2) baris pertama dan baris kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi; jumlah suku kata setiap baris antara 8 sampai 12 suku kata dan (4) rima akhir setiap bait adalah a-b-a-b. Pantun biasanya berisi tentang suatu nasihat, ajaran, kritikan, pujian, atau pun permintaan. Pantun yang dikenal masyarakat Indonesia memiliki variasi seperti pantun anak-anak, muda-mudi, orang tua, jenaka, dan teka-teki.
Sunaryo, dkk ( 2007: 76) memberi contoh pantun sebagai berikut:
Kalau kamu ke Semarang
Jangan lupa ke Simpang Lima
Kalau kamu ingin mengarang
Jangan lupa tentukan tema
c.       Karmina adalah” Seperti pantun tetapi pendek, tiap bait hanya berisi 2 baris” ( Tim LP2IP, 2009:15).
Contoh dari karmina sebagai berikut:
Dahulu perang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
( Tim LP2IP, 2009: 15)
d.     

6

 
Seloka (pantun berkait) adalah “Pantun yang salah satu sampirannya diulang kembali pada bait berikutnya” (Tim LP2IP, 2009: 15).
Contoh seloka sebagai berikut:
            Lurus jalan ke Payakumbuh,
            Kayu jati bertimbal jalan
            Dimana hati takan rusuh,
            Ibu mati bapak berjalan.
 ( Panggabean, 2013)
e.       SP, dkk ( 2008: 6) menyatakan gurindam adalah:
Salah satu bentuk puisi lama yang berasal dari bahasa Tamil dan memiliki ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajak aa, berisi nasihat, serta merupakan sebab-akibat.
Contoh gurindam sebagai berikut:
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
( Tim LP2IP, 2009: 15)
f.       Tim LP2IP (2009: 15) menjelaskan pengertian syair adalah salah satu jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari 4 baris, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat ataupun cerita.
Syair  termasuk dalam sastra yang berasal dari Arab. Pada dasarnya syair ini berbentuk cerita yang dipadukan seperti pantun, namun tidak selesai dalam satu bait karena semua baris dalam syair berisi isi dan tidak ada sampirannya.
Contoh syair sebagai berikut:
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat juga kekal diammu
( Tim LP2IP, 2009: 15)
g.     

7
 
Menurut Ali (dalam Panggabean, 2013)  talibun adalah “Sajak yang lebih dari empat baris, biasanya terdiri dari 6 atau 20 baris yang bersamaan bunyi akhirnya.”
Tim LP2IP( 2009: 15) memberi contoh talibun sebagai berikut:
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
2.      Puisi Baru
Puisi baru adalah “ Puisi yang sudah tidak mematuhi beberapa aturan puisi seperti pada puisi lama” (SP, dkk,  2008: 7). Jadi puisi baru sama sekali tidak terikat oleh rima, bait, irama, jumlah baris maupun suku kata. Di zaman sekarang puisi baru dikuatkan dengan kebebasan penyair untuk mengubah puisi.
Ada beberapa pengelompokan dari puisi baru berdasarkan isinya, sebagai berikut:
a.       Balada adalah “Puisi yang berisi kisah/ cerita” ( Tim LP2IP, 2009:15). Balada sering disebut dengan puisi naratif. Contoh dari balada seperti balada Rama Sinta, balada Si Roy, Minggu Kelabu.
b.      Himne adalah “Puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan” ( Tim LP2IP, 2009:15). Contoh himne seperti puisi Guruku, Tuhan dan Diponegoro.



c.      

8
 
Ode adalah “Puisi sanjungan untuk orang yang bersaja” ( Tim LP2IP, 2009: 15). Nada dan gayanya sangat resmi, bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau pun peristiwa umum. Contoh dari ode seperti puisi Generasi Sekarang.
d.      Epigram adalah “Puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup” (Tim LP2IP, 2009: 15). Biasanya epigram berisi nasihat yang membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, iktibar dan teladan. Contohnya seperti puisi Arti Hidup.
e.       Romance adalah “Puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih” ( Tim LP2IP, 2009: 15). Puisi ini banyak disukai remaja yang sedang jatuh cinta karena bagi remaja cinta itu sangat berarti dan bisa menjadi motivasi tersendiri. Biasanya puisi romance digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta pada seseorang. Contohnya seperti puisi Arti Cinta, Selamat Pagi Cintaku, Janji Suci Cinta, Cinta Adalah Kejujuran, dan Simple Love.
f.       Elegi adalah “Puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan” ( Tim LP2IP, 2009: 15). Contohnya seperti puisi Sia-sia, Dua Hati, Mimpi, dan Sebuah Senja.
g.      Satire adalah “Puisi yang berisi sindiran” (Tim LP2IP, 2009: 15). Contohnya seperti puisi Gigit Jari, Aku Bertanya, dan Kau.







D.   Unsur Intrinsik
Dalam karya sastra puisi terdapat unsur penting yang dapat membangun puisi menjadi lebih bersifat estitika. Salah satu unsur dalam puisi yaitu unsur intrinsik. Tim LP2IP(2009:16) menjelaskan bahwa unsur intrinsik adalah salah satu unsur terpenting dalam puisi yang bersifat membangun puisi. Secara garis besar unsur yang membangun puisi ada 2 meliputi bentuk batin dan fisik.
1.         Unsur Bentuk  Batin
Unsur bentuk batin pada hakikat ialah isi atau kandungan yang akan dikemukakan oleh penulis dalam puisinya. Hal-hal yang terdapat di dalam bentuk batin puisi adalah:
a.         Tema adalah “Gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat(Sastrawan, 2012).
b.        Seperti yang di jelaskan oleh Tim LP2IP( 2009: 16) bahwa rasa dan nada berkaitan dengan bagaimana perasaan penyair terhadap objek atau persoalan yang dikemukakan dan terhadap pembaca.
c.         Pesan atau amanat adalah Nasihat yang hendak disampaikan penyair kepada pembaca( Tim LP2IP, 2009:16).
Pesan atau amanat biasanya tersembunyi di balik tema atau pun susunan kata-kata yang diungkapkan. Namun dengan memahami apa yang dikemukan maka pembaca akan dengan mudah maksud terselubung dalam puisi tersebut dan dapat menyimpulkan hal-hal apa saja yang terdapat dalam puisi termasuk amanatnya.








9
 
 


2.        

10
 
Unsur Bentuk Fisik
Seperti yang dijelaskan Tim LP2IP (2009:17) bentuk fisik puisi merupakan cara atau metode untuk mengungkapkan hakikat agar hakikat tersebut tersampaikan secara maksimal dan mengandung nilai keindahan. Bentuk fisik puisi terdiri dari sebagai berikut:
                                                             a.      Rima/ persajakan adalah Persamaan bunyi, perpaduan konsonan dan vokal(SP, dkk, 2008:6).
                                                            b.      Ritma/ irama adalah Alunan naik turun, panjang pendek, atau keras lemahnya bunyi yang berulang-ulang atau beraturan sehingga membentuk keindahan (Tim LP2IP, 2009:18). Dalam puisi baru zaman sekarang irama tidak hanya diciptakan melalui pemotongan baris tetapi juga dengan pengulangan kata/ kalimat tertentu untuk menyatukan baris dibelakangnya.
                                                             c.      Metrum/ mantra adalah “Pengulangan tekanan pada posisi-posisi tertentu yang bersifat tetap” ( Tim LP2IP, 2009: 18). Biasanya metrum ditandai dengan garis yang berirama, dan tekanan keras.
                                                            d.      Diksi adalah “Pilihan kata secara cermat dari segi bunyi maupun makna sehingga menjadi wahana ekspresi yang maksimal dan bernilai estetis” (Tim LP2IP, 2009:18).
Tiap kata memilki makna yang berbeda , dan biasanya kata yang sudah tepat dalam puisi akan sulit jika digantikan dengan kata yang lain. Memilih dan menyusun kata sangat penting bagi penyair. Sebab, dapat menghasilkan rangkaian bunyi yang merdu, makna yang dapat menimbulkan rasa estetis (keindahan), dan kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam.
                                                             e.      Seperti yang dijelaskan Tim LP2IP(2009:18) bahwa gaya bahasa sangatlah penting dan menjadi ciri khas kebahasaan yang digunakan penulis untuk membuat puisi.
                                                             f.     

11
 
Majas adalah “Permainan bahasa untuk memperoleh efek estetis, memaksimalkan ekspresi, serta memperoleh kesan tertentu” (Tim LP2IP, 2009: 18). Berdasarkan penjelasan TIM LP2IP( 2009: 18) majas yang sering digunakan dalam puisi antara lain:
ü  Metafora ( perbandingan langsung)
Majas ini berisi perkataan yang membandingkan sesuatu secara langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh:
1.      Engkaulah matahari dalam hidupku.
2.      Dia hanyalah lintah darat disini.
ü  Simile (persamaan)
Majas ini berisi persamaan dua hal yang berbeda namun memiliki karakteristik yang sama. Majas smile biasanya ditandai dengan bagaikan, seperti, bak, seumpama, laksana, semisal, dan bagai.
Contoh:
1.        Rerumputan hijau bagaikan suasana di surga.
2.        Angin berhembus seperti hiruk pikuknya pagi hari.
ü  Personifikasi (benda mati seolah-olah hidup)
Majas ini biasanya menuliskan benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat bergerak atau pun berbuat.
Contoh:
1.    Ombak pun berteriak menghampirinya.
2.    Pepohonan melambai pada bulan.


ü 

12
 
Hiperbola (melebih-lebihkan)
Majas ini dalam menyatakan sesuatu akan mengunakan kata-kata yang berlebihan.
Contoh:
1.    Berjuta harapan telah ku lewati.
2.    Langit pun dapat ia dekap dengan tangannya.
ü  Ironi (sindiran)
Majas ini dalam menyatakan sesuatu menggunakan makna yang berlawanan atau bertentangan dengan maksud menyindir. Majas ironi sering disebut juga dengan majas sindiran
Contoh:
1.    Bagus benar tulisanmu sehingga aku tidak bisa membacanya.
2.    Rapi sekali rambutmu, apa tidak punya sisir.
ü  Repetisi adalah “Pengulangan kata-kata yang sama dalam satu baris kalimat” ( TIM LP2IP, 2009: 20).
ü  Paralelisme adalah “Pengulangan kata/ frasa antarbaris puisi” (TIM LP2IP, 2009: 20).
Contoh:
Bikin sendiri saja udara mana kau suka.
Bikin sendiri saja bumi mana kau suka.
Bikin sendiri saja rasa mana kau suka.
Bikin sendiri saja logika kau suka.

Yudistira(dalam TIM LP2IP, 2009: 20)


E.    Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik memang bukan unsur penting dalam karya sastra puisi namun untuk mengetahui siapa penyairnya unsur ekstrinsik juga dibutuhkan. Unsur ekstrinsik adalah “Unsur yang berada di luar naskah puisi” (Sastrawan, 2012).
Seperti yang disebutkan Sastrawan (2012) unsur ekstrinsik terdiri dari unsur biografi, nilai dalam cerita dan unsur kemasyarakatan.
1.      Unsur Biografi
Seperti yang dijelaskan Sastrawan( 2012) unsur biografi adalah latar belakang atau bisa disebut juga dengan riwayat hidup peyair seperti tempat tanggal lahir, pendidikan, status sosial dan lain sebagainya yang terkait dengan penyair.
2.      Unsur Nilai Dalam Cerita
Seperti yang dijelaskan Sastrawan( 2012) unsur nilai dalam cerita merupakan salah satu unsur dalam unsur ekstrinsik puisi biasanya terdiri dari nilai ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain sebagainya.
3.      Unsur Kemasyarakatan
Sastrawan (2012) menyatakan bahwa unsur kemasyarakatan yaitu keadaan atau situasi yang sedang dihadapi oleh penyair ketika membuat puisi.









13
 
 


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab pembahasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang berisi uangkapan perasaan, pikiran atau penghayatan kehidupan yang dituangkan dalam bahasa tertulis. Ada 2 macam puisi yakni puisi lama dan puisi baru. Puisi lama meliputi mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, talibun. Masing-masing puisi lama memilki ciri yang berbeda. Puisi baru meliputi balada, himne, ode, epigram, romance, elegi dan satire.
Di dalam puisi terdapat 2 unsur yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik terdapat 2 macam yakni bentuk fisik dan batin. Bentuk batin terdiri dari tema, rasa dan nada, serta amanat/ pesan. Unsur bentu batin sangatlah penting karena dengan bentuk bentuk batin dapat diketahui makna yang terkandung dalam puisi. Bentuk fisik terdiri dari rima, irama, matra, diksi gaya bahasa dan majas. Unsur ini digunakan untuk membuat puisi agar memilki nilai keindahan dan bermakna. Dalam unsur bentuk fisik terdapat majas yang digunakan untuk membuat kata-kata yg indah. Majas yang sering digunakan dalam puisi diantaranya majas metafora, simile, personifikasi, hiperbola,  ironi, repetisi dan paralelisme.
Sedangkan unsur ekstrinsik puisi meliputi unsur biografi, unsur nilai dalam cerita, dan unsur kemasyarakatan. Unsur ekstrinsik memang hanya sebagai unsur pendamping yang tidak terlalu penting, namun diperlukan jika akan mengetahui lebih detail tentang penyair.



14
 
 


B.   Saran
Setelah makalah yang berjudul “Karya Sastra Puisi” terselesaikan, diharapkan  dapat bermanfaat bagi pembaca agar lebih mengetahui dan memahami karya sastra puisi serta dapat menambah wawasan mengenai karya sastra puisi.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna.












15
 
 


DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, Jason Walker. 2013.” Makalah Jenis-Jenis Puisi Lama”. Diakses dari http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-puisi-lama.html pada tanggal 13 Januari 2014.
Sastrawan, Hedi. 2012. “17 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi”. Diakses dari http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-puisi.html pada tanggal 13 januari 2014.
Shaddilie, Hassan. 2009. “Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para Ahli”. Diakses dari http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/ pada tanggal  11 Januari 2014.
SP, Domas Suryo, dkk. 2008. Modul Bahasa Indonesia untuk SMK. Solo: CV Haka MJ.
Subasti, Bogis. 2011. “Pengertian Karya Sastra”. Diakses dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2168299-pengertian-karya-sastra/ pada tanggal 11 Januari 2014.
Sunaryo, Hadi, dkk. 2007. SeribuPena Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Tim Aviva. 2007. Modul Bahasa Indonesia untuk SMK Kelas X Semester Genap. Klaten: CV Aviva.
Tim LP2IP. 2009. Bahasa Indonesia III untuk SMK. Yogyakarta: LP2IP Yogyakarta.




16
 
 












17
 
LAMPIRAN